Sosialisasi Healthy Promoting University (HPU) Unesa Lewat Webinar Kesehatan Fisik dan Mental

Pada tanggal 30 Oktober 2021
Unesa mengadakan sosialisasi tentang program Healthy Promoting University yang
dilakukan dalam bentuk webinar. Mengacu dari konsep Healthy University,
Kementerian Kesehatan membuat terobosan untuk optimalisasi pencegahan dan
pengendalian penyakit pada kelompok usia produktif di lingkungan perguruan
tinggi yang disebut dengan program kampus sehat. Program ini merupakan upaya
yang sistematis dan menyeluruh dalam mewujudkan perguruan tinggi sebagai suatu
lembaga yang mengintegrasikan kesehatan dalam budaya perguruan tinggi yang
tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari, administrasi pengelolaan
dan mandat akademis. Program ini juga merupakan sinergitas upaya promotif dan
preventif hidup sehat sebagai perwujudan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) melalui “edukasi gaya hidup sehat, deteksi dini, dan intervensi yang
terintegrasi dengan pengaturan lingkungan yang sehat” sehingga diharapkan
prevalensi penyakit dan faktor risikonya di lingkungan kampus dapat diturunkan.
Kesehatan yang difokuskan di sini bukan hanya Kesehatan fisik saja melainkan
juga Kesehatan mental.
HPU Unesa memfokuskan pada 4
prioritas pengembangan Health Promoting University di Unesa tahun ini meliputi
: 1) No Violence, Bullying and Sexual Harassment (NOVIBUSH); 2) Green
Environment and Disabled-Friendly Initiative (GERI); 3) Comprehensive Campus
Physical Activity Program (CCPAP); 4) dan Unesa One-Stop Caring (UNOSCA).
Keempat program ini, nantinya akan diimplementasikan melalui berbagai kegiatan
secara komprehensif dengan melibatkan tim HPU, mitra, partisipasi aktif sasaran
kegiatan, sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Melalui program ini,
diharapkan Unesa dapat mengelola keberlanjutan pengembangan program HPU secara
mandiri dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan seluruh sivitas
Unesa
“Untuk dapat meningkatkan
kualitas SDM, Langkah strategis yang dapat ditempuh yaitu dengan meningkatkan
kualitas Kesehatan, baik fisik maupun mental. Mereka yang sehat akan dapat
berkontribusi lebih maksimal pada kehidupan bermasyarakat,” jelas Yetty
Septiani Mustar, penanggung jawab program HPU Unesa. Dosen di Fakultas Ilmu Olahraga
(FIO) ini menjelaskan bahwasanya Kesehatan juga menjadi kunci utama
produktivitas dan kreativitas. Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu HPU hadir untuk menciptakan lingkungan
yang sehat bagi masyarakat, khususnya bagi warga Unesa melalui pembiasaan
perilaku hidup sehat. Pada webinar kali ini diundang 4 orang narasumber, yakni
Fatchul Amir (Psikolog LaBasa Consulting), Zahrotul Ulya (Direktur eksekutif
PKBI Jawa Timur), Bram Azzaino (Aktivis Tunas Hijau), dan Didit Pamungkas
(Founder & Fitness Coach Prime Nutrition Consulting). Pada kesempatan ini
363 mahasiswa yang hadir diedukasi tentang pentingnya Kesehatan fisik dan
mental. Fisik yang sehat dan mental yang sehat menjadi kunci utama
produktivitas kehidupan. Seberapa penting kah Kesehatan mental? , Fatchul Amir
menegaskan bahwasanya kessehatan mental menjadi dasar bagi menjalani kehidupan
dan mengatasi segala permasalahan kehidupan dengan baik. Banyak yang belum
menyadari bahwa penyakit mental, terutama depresi,
meningkatkan risiko berbagai jenis masalah kesehatan fisik, terutama kondisi
jangka panjang seperti stroke, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Demikian
pula, adanya kondisi kronis dapat meningkatkan risiko penyakit mental. Tidak
hanya menjaga Kesehatan fisik saja, aktivitas fisik juga menjadi salah satu
cara untuk menjaga stabilitas Kesehatan mental. Aktivitas fisik membantu
melawan penarikan, ketidakaktifan, dan perasaan putus asa yang menjadi ciri
depresi. Studi menunjukkan bahwa latihan aerobik dan anaerobik memiliki efek
anti-depresi.
Selain mengedukasi tentang
Kesehatan fisik dan mental, melalui webinar ini mahasiswa juga diedukasi
tentang anti perundungan dan pelecehan seksual yang menjadi salah satu focus
program HPU Unesa. “Sivitas akademika, khususnya mahasiswa membutuhkan
lingkungan yang aman, dimana mereka dapat berkegiatan, belajar, dan
bersosialisasi dengan nyaman. Perundungan dan pelecehan seksual smenjadi factor
pencetus ketidaknyamanan. Oleh karena itu mahasiswa perlu tahu dan sadar untuk
mengkampanyekan anti terhadap perundungan dan pelecehan seksual.”, tegas Yetty
Septiani Mustar. Mahasiswa dibekali pengetahuan tentang apa saja yang termasuk
dalam tindak perundungan dan pelecehan seksual karena pada faktanya banyak dari
mereka yang kadang belum memahami Tindakan yang mereka lakukan termasuk dalam
perundungan dan pelecehan, khususnya Ketika Tindakan itu dilakukan secara
verbal. Hal itu dianggap biasa karena sering kali korban tidak mengungkapkan
rasa keberatan dan ketidaknyamanan mereka. Pasca mengikuti webinar diharapkan
mahasiswa siap mengkampanyekan Gerakan anti perundungan dan pelecehan seksual,
khusunya di lingkungan kampus.
Share It On: